BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa-bahasa yang beraneka ragam yang ada di dunia ini pada awalnya adalah merupakan suatu perkembangan dari bahasa-bahasa yang ada atau dipakai di masa lalu. Pada zaman dahulu atau prasejarah manusia tidak mengenal bahasa sebagai media komunikasi, mereka lebih banyak menggunakan isyarat-isyarat yang dilakukan oleh tangan maupun anggota tubuh lainnya dan alat-alat yang ada disekitar mereka sebagai suatu sarana atau media untuk menyampaikan pesan. Tentu saja pesan yang akan disampaikan sangatlah terbatas.
Pesan yang disampaikan kebanyakan hanya yang bersifat sangat penting misalnya kebutuhan akan makanan dan sebagainya. Akan tetapi pada perkembangannya, bahasa mengalami suatu kemajuan yang sangat pesat. Salah satunya dikarenakan kian beragamnya kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia yang dimana media komunikasi seperti isyarat-isyarat tersebut dirasakan tidak mampu lagi untuk memuat atau menyampaikan pesan-pesan yang dibutuhkan oleh manusia. Mereka mulai memikirkan suatu alat atau media yang bisa digunakan dan dimengerti oleh semua orang yaitu bahasa.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan manusia lainnya dalam pemenuhan segala kebutuhannya mutlak memerlukan bahasa sebagai media atau sarana atau alat untuk menyampaikan pesan apa yang dibutuhkannya. Bahasa dikenalkan mulai pada lingkungan komunitas terkecil terlebih dahulu misalnya keluarga, baru kemudian ke lingkungan yang lebih besar lagi yaitu masyarakat sekitarnya dan kemudian berkembang lagi ke skala yang lebih luas lagi. Dalam perkembangannya bahasa sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial, letak geografis dan kultur budaya yang ada di dalam masyarakat tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya beragam-ragam bahasa yang ada di dalam masyarakat pada suatu daerah atau tempat sebagai contoh
Perbedaan yang terjadi di antara suatu bahasa dengan bahasa yang lain lebih dikarenakan oleh status sosial misalnya status komunitas yang lebih tinggi, mereka menggunakan bahasa yang berbeda dibandingkan dengan status sosialnya lebih rendah. Letak geografis yang berdea juga menjadi suatu kendala bagi manusia pada saat itu dalam menyebarkan suatu bahasa, akan tetapi ragam bahasa yang ada saat ini juga merupakan hasil pengaruh dari daerah-daerah lain yang secara geografis letaknya berdekatan sehingga ada kemiripan-kemiripan antara bahasa di daerah yang satu dengan bahasa di daerah lainnya.
Pada saat sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang ada, kendala letak geografis semakin diperkecil bahkan mungkin sudah tidak menjadi kendala lagi. Dengan adanya teknologi yang sangat membantu perkembangan bahasa sebagai alat komunikasi, maka masalah jarak sudah tidak menjadi penting lagi.
Setelah uraian di atas kita mulai sedikit gambaran tentang beraneka ragamnya bahasa yang ada di dunia ini. Diatas juga dijelaskan kalau bahasa juga dipengaruhi oleh kultur atau budaya tertentu yang ada di dalam masyarakat. Bahasa dalam lingkup sosial yang lebih kecil ini juga ada beragam jenisnya. Setiap komunitas-komunitas tertentu memiliki jenis bahasa yang tertentu pula, yang mungkin hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang ada di komunitas tersebut (bahasa tersebut menjadi suatu identitas bagi subkultur tertentu).
Hal ini terjadi karena komunitas tersebut tidak menginginkan adanya pengaruh-pengaruh dari luar mungkin mereka rasakan sebagai suatu ancaman bagi komunitas tersebut. Misalnya buat komunitas preman atau pelanggar mereka mempunyai bahasa sendiri, suatu bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang hidup di dalam lingkungan budaya seperti itu (lingkungan dan budaya para pelanggar hukum). Contoh lain adalah komunitas sekolah, mereka juga mempunyai bahasanya sendiri yang dimana hanya mereka yang berada di komunitas tersebut (komunitas sekolah yang dapat mengerti dan memahami bahasa tersebut).Sama halnya dengan komunitas-komunitas lain yang ada di dunia ini seperti komunitas para seniman, komunitas para pekerja seks komersial atau para kaum homoseksual atau gay dan banyak lagi komunitas lainnya.
Akan tetapi ada suatu yang dimana bahasa tersebut begitu kompleks, tetapi bahasa ini bisa dipahami oleh komunitas-komunitas yang sama yang ada dibelahan dunia lain, bahasa ini juga tidak terpengaruh oleh letak geografis dan status sosial manapun, bahasa tersebut dikenal oleh komunitas yang menggunakan obat-obatan atau alkohol maupun hal-hal lainnya yang bersifat adiksi, bahasa tersebut adalah bahasa junkie.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Apakah yang dimaksud dengan bahasa junkie?,
(2) Bagaimanakah makna dari kosakata bahasa junkie?,
(3) Bagaimanakah cara mempelajari bahasa junkie?,
(4) Bagaimanakah cara pandang orang terhadap junkie?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
(1) Mengetahui pengertian bahasa junkie,
(2) Mengetahui makna dari kosakata bahasa junkie,
(3) Mengetahui cara mempelajari bahasa junkie,
(4) Mengetahui cara pandang orang terhadap junkie.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, dan teknik wawancara. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari mantan pecandu napza, sedangkan korpusnya berupa kosakata bahasa junkie yang sering digunakan oleh pecandu napza.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahasa Junkie
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial/masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga bersifat unik yang berarti setiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain.
Bahasa junkie adalah bahasa rahasia yang dipakai di antara para junkie (pecandu napza) untuk berkomunikasi. Yang tujuannya agar orang lain (orang normal) tidak mengerti, yang mengerti hanya junkie. Bahasa junkie bukanlah bahasa yang
Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain yang dikembangkan oleh subkultur tertentu dan komunitas tertentu misalnya pelajar, penjahat, seniman, pekerja seks dan lain-lainnya. Bahasa junkie lahir karena kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan yang ada di dalam komunitas tersebut yaitu suatu komunitas yang menggunakan obat-obatan atau alkohol atau hal-hal lainnya yang bersifat adiksi. Komunitas ini mempunyai aturan yang khas mulai dari cara berpakaian, cara berpikir, cara mereka bermain, cara mereka memperoleh obat-obatan (menipu, berbohong dan curang), cara mereka menggunakan obat-obatan atau alkohol tersebut, cara mereka bertingkah laku, sifat-sifat mereka bahkan cara mereka berbicara.
Mereka semua para pecandu obat-obatan atau alkohol berinteraksi, berkomunikasi dengan sesama pecandu lainnya menggunakan suatu bahasa yang hanya bisa dimengerti dan dipahami oleh mereka sendiri (komunitas para pemakai obat-obatan atau alkohol) bahasa itu adalah bahasa junkie (maksudnya para pecandu obat-obatan dan alokohol). Bahasa junkie ini adalah suatu bahasa yang selain sangat kompleks juga sangat luas penggunaannya, maksudnya bahasa junkie tidak terikat atau terpengaruh oleh letak geografis. Baik mereka yang berada di
Kalau kita lihat sepintas dari segi bahasa sebagai media suatu penyampaian pesan, bahasa junkie terlihat seperti bahasa yang umumnya banyak digunakan oleh anak-anak muda disekitar kita akan tetapi bila dicermati lagi bahasa mereka (bahasa junkie) sangatlah berbeda denga bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anak muda tersebut. Sekali lagi harus diingat bahwa bahasa yang mereka gunakan (bahasa junkie) adalah suatu bahasa yang tercipta karena subkultur tertentu yang mempunyai budaya tertentu pula. Bahasa Junkie yang mereka gunakan bukan cuma sekedar bahasa lisan yang keluar dari mulut tapi bahasa tersebut (bahasa junkie) mencakup hal labih luas lagi yaitu tentang gaya hidup (life style), tentang sifat, tentang prilaku (behavior), tentang sikap (attitude) yang dijalani oleh pecandu di seluruh dunia dimana mereka hidup, mereka tumbuh dan berkembang di dalam dunia mereka sendiri (dunia adiksi – dunia junkie) dan dunia yang mereka diami adalah suatu dunia yang sangat tertutup.
Tentu saja hal ini sangatlah sulit dimengerti oleh orang awam atau orang biasa yang tidak mengenal atau mengerti dunia mereka, sebagai contoh: seorang pecandu akan berkumpul dengan sesama mereka yang mempunyai masalah atau problem yang sama yaitu kecanduan akan obat-obatan dan alcohol dan hal-hal lainnya yang bersifat adiksi. Kebanyakan dari mereka (para pecandu) akan memberikan alasan-alasan yang sama yaitu bahwa mereka tidak bisa berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang-orang yang bukan pecandu (orang normal).
Hal ini adalah fakta jadi bukan alasan yang dibuat-buat, jadi kenapa bahasa junkie ini dianggap berbeda dengan bahasa-bahasa yang umumnya ada di masyarakat, lebih karena bahasa junkie itu bukan cuma sekedar bahasa lisan yang diucapkan oleh mulut. Akan tetapi juga tentang bagaimana mengerti atau memahami mereka para pecandu termasuk
Jadi berdasarkan uraian diatas semakin jelas kalau bahasa junkie tersebut adalah sesuatu yang kompleks. Karena itu tidaklah heran bila orang awam atau orang umum menganggap para pecandu itu umumnya adalah sesuatu yang susah buat dimengerti, rumit, tidak jelas apa maunya, tidak bisa diajak untuk melakukan hal-hal positif hingga ke pendapat yang ekstrim yaitu seorang pecandu obat-obatan atau alkohol atau mereka yang bermasalah dengan adiksi sebagai seseorang yang tidak bisa lagi dipulihkan. Ini semua hanya karena ketidak mengertian dan ketidak pahaman mereka (orang normal) tentang pecandu dan dunia yang mereka tinggali yaitu dunia adiksi (hanya seorang pecandu yang bisa memahami pecandu juga).
2.2 Kosakata Bahasa Junkie dan Maknanya
Berikut adalah kosakata/istilah-istilah bahasa junkie:
1 mata = satu kali suntik.
Afo = alumunium foil, kertas timah untuk pembakaran sabu.
Am/amplop = ukuran untuk bungkus kecil marijuana/ganja.
BD, edeb = bandar obat, bu dokter.
Bong = gulungan kertas atau uang baru untuk ngedrag PT atau sabu.
Cak = takar, membungkus.
Cicau = pemakaian dengan cara menyuntikkan ke pembuluh darah.
Dokter = seperti halnya arti dokter yang sebenarnya, apabila Anda tidak mampu menyuntik sendiri, maka sayalah yang akan melakukan penyuntikkan terhadap Anda, sayalah dokter Anda.
Drag/Dragon = asal katanya "chasing the dragon". Mengejar naga karena asapnya yang memang seperti naga. Memakai putau dengan cara menghisap asapnya, serbuk diletakkan diatas kertas timah rokok/ permen karet yang sudah di bakas hingga menipis.
Galon - gaw = gram.
Gaw = ukuran berat kurang lebih 1gram.
Gele = ganja , marijuana.
Gerus = menumbuk, untuk memperhalus.
Insul = alat suntik.
Kaki = agen, seorang pengedar, yang mengedarkan titipan orang lain.
Kartel = kartu telepon bekas, sebagai alas dan penggerus, agar lebih halus. Alternatif lainnya adalah kotak kaset/CD.
Kertim = kertas timah, pembungkus rokok/permen karet yang sudah di panaskan hingga menipis.
Klinik = rumah sang bandar.
Kompor = alat pembakaran, lebih bagus dengan api biru, tidak cukup hanya dengan korek api biasa. Untuk hasil yang bagus di perlukan pembakaran dengan alkohol 96%.
Kobam = Mabuk keadaan tidak sadar biasanya disebabkan oleh obat-obatan sejenis nipam, bk dan alkohol. Putau dan sabu tidak membuat mabuk.
Mata = jarum suntik.
Ngisi = seperti mobil yang kehabisan bensin dan harus segera 'ngisi'.
Ngipe = menyuntikkan putau.
Pakaw, wakap = pakai putau.
Pahe = paket hemat, biasanya ini untuk sekali suntik saja karena benar-benar butuh.
Paket = kertas pembungkus.
Pedaw, giting, badai, sky = keadaan tidak sadar karena putau, gele, nyabu. Bukan mabuk!.
PT, etep = putau.
Pumping = pada saat ngipe, darah yang dihisap ke dalam tabung kemudian di masukkan lagi ke pembuluh darah.
Sakaw, wakas = sakit karena putau, gejala fisik yang timbul apabila belum pakaw.
Setengki = setengah gaw.
Snif = menghisap langsung tanpa bong.
SS = sabu-sabu.
T.U = hutang.
Masih banyak lagi bahasa yang mereka pakai. Bahasa-bahsa ini terus berkembang dan semakin banyak. Seperti belakangan ini, mereka menggunakan bahasa balik, sehingga menjadi bahasa yang sangat membingungkan. Bahasa yang dibalik seperti :
Kanyab - banyak
Kane -enak
Sugab -bagus
Igab -bagi
Etep -PT
Ubas -sabu
Tekapan -paket.
Tiud -duit
Uadtulup -dua puluh
Bahasa-bahasa ini mereka gunakan dengan lancar sehingga Anda yang mendengar menjadi bingung dan tidak mengerti. Gunanya agar pada saat orang tua mendengar percakapan antar mereka ditelepon, para orang tua tidak mengerti. Dan cara ini memang berhasil.
2.3 Cara Mempelajari Bahasa Junkie
Cara mempelajari bahasa junkie tentulah tidak sama dengan mempelajari bahasa bahasa yang umumnya ada dimasyarakat. Tetapi bukan berarti pula bahwa bahasa junkie ini tidak bisa dipelajari dan dipahami oleh masyarakat awam (orang normal yang bukan pecandu). Anda tidaklah perlu menjadi pecandu untuk bisa mempelajari bahasa junkie.
Hal pertama yang musti diperhatikan dari seorang pecandu/junkie (terutama yang masih aktif) adalah bahwa ”semua pecandu (junkie) adalah pembohong, pencuri dan penipu. Jangan pernah percaya junkie !!!”.
Ini adalah hukum jalanan yang menjadi ciri khas para pecandu/junkie. Maksudnya adalah anda jangan mudah percaya begitu saja terhadap seorang junkie. Akan tetapi anda mengerti/memahami kenapa si pecandu/junkie menjadi seperti sekarang ini. Anda harus memahami kalau orang yang anda kenal dahulu telah berubah, baik secara fisik, mental, emosional, spiritual, sifat, karakter, perilaku, kebiasaannya bahkan kepribadiannya.ini semua diakibatkan efek dari pemakaian obat-obatan/alkohol dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain dia bukanlah lagi orang/person yang anda kenal sebelumnya (dia telah berubah total).
Sekarang yang menjadi pertanyaan/masalah adalah bagaimana kita menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Kebanyakan dari kita akan segera membuat batas bila mengetahui ada seorang pecandu di dalam lingkungan kita. Kita akan menjadi pihak yang merasa terganggu oleh kehadiran pecandu tersebut di lingkungan kita, sehingga kita bersikap antipati terhadap mereka .Hal-hal seperti ini haruslah dihindari, sebab dalam mempelajari dan memahami bahasa junkie diperlukan adanya interaksi langsung antara kita dan si pecandu tersebut. Sikap antipati tersebut akan menjadi suatu penghambat. Bila tidak maka batasan batasan yang ada tersebut akan menimbulkan suatu komunikasi yang tidak efektif (basa-basi).
Yang harus diingat adalah bagaimana kita bisa menumbuhkan rasa empati kita terhadap pecandu/junkie tersebut. Ini bukanlah suatu hal yang mudah, sebab pada dasarnya pecandu/junkie itu adalah suatu sosok yang selalu curiga akan kehadiran orang lain (terutama bila orang tersebut berasal dari luar komunitas pecandu.
Sikap empati yang telah kita kembangkan sedemikian rupa sehingga si pecandu/junkie tidak lagi menaruh rasa curiga, karena rasa empati yang kita berikan maksudnya tidak lebih daripada untuk menolong si pecandu itu sendiri.
Dari sinilah kita terus meningkatkan kepekaan kita terhadap hal hal yang menyangkut terjadinya perubahan-perubahan pada diri seorang pecandu termasuk perubahan pada kepribadian dan sifat sifat pecandu yang sangat kompleks tersebut.
Hal lain yang juga sangat penting adalah mencoba memahami perasaan-perasaan mereka para pecandu (kebanyakan dari mereka rapuh dan insecure) tanpa memberikan penilaian-penilaian tertentu kepada mereka (pecandu sangat tidak suka akan penilaian/judge). Suka atau tidak suka, seorang pecandu/junkie dimanapun mereka berada, mereka (pecandu/junkie) tidaklah lebih daripada korban/victim. Dan sejauh mana kita bisa berada di dekat mereka bila mereka membutuhkan bantuan kita dan seberapa besar kita bisa menolong atau membantu mereka. Jadi yang perlu diingat juga adalah bahasa junkie bukanlah cuma sekedar bahasa sebagai suatu media untuk komunikasi, tetapi juga bagaimana kita bisa memahami perasaan perasaan yang mereka alami...:: HASA JUNKIE ::.
2.4 Cara Pandang Orang Terhadap Junkie
Kehadiran seorang pecandu (junkie) di lingkungan masyarakat tentu menimbulkan banyak pandangan atau penilaian terhadap pecandu tersebut, mulai dari jadi pembicaraan orang, cemoohan orang, sampai pecandu itu dikucilkan oleh masyarakat atau orang-orang terdekatnya.
Berikut adalah cara pandang orang-orang terhadap junkie (pecandu):
1.
2.
3.
4. Fisik: kurus, bertato, banyak tindikan,
5. Perokok,
6. Kriminal,
7. Gerak tubuh kalau lagi sakaw nguap-nguap, kalau lagi pedaw menggaruk hidung, cara jalan, cara jongkok, menunduk, tidak berani eye contact.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan mengenai masalah yang telah dirumuskan. Sebagai berikut:
1. Bahasa junkie adalah bahasa rahasia yang dipakai di antara para junkie (pecandu napza) untuk berkomunikasi. Yang tujuannya agar orang lain (orang normal) tidak mengerti, yang mengerti hanya junkie. Bahasa junkie bukanlah bahasa yang
2. Secara keseluruhan kosakata bahasa junkie ternyata memiliki karakteristik tersendiri yang khas dan unik. Ragam bahasa junkie cenderung merupakan ragam bahasa tidak
3. Cara pandang orang-orang terhadap junkie (pecandu) sangat berbeda-beda, dari mulai: cuek, tidak terawat, kusam, bicara tidak sopan, kurus, bertato, banyak tindikan, kriminal dll.
3.2 Saran
Tanamkan bahaya obat-obatan ini pada generasi muda, dengan tujuan mereka tak akan mau mencobanya. Mencegah adalah hal yang terbaik dibandingkan mengobati, banyak cara yang dilakukan agar putra-putri kita tidak terjerumus pada narkotika, berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan khususnya untuk orang tua sebagai pencegahan dan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin, di antaranya:
1. Dengarkanlah mereka dengan perhatian sebesar mungkin,
2. Tunjukkan pada anak Anda agar tidak bergantung pada orang lain, siapa pun juga,
3. Bagaimana cara mengatakan 'tidak',
4. Biarkan mereka menentukan pilihan,
5. Setelah cukup umur, sediakan informasi yang cukup,
6. Membuat peraturan keluarga yang bersih dari obat- obatan,
7. Ajarkan anak Anda untuk mematuhi aturan dan bertanggung jawab,
8. Keberanian untuk melakukan hal yang benar,
9. Bagaimana memilih teman yang baik,
10. Mendorong kemampuan anak Anda untuk bersosial,
11. Membentuk kepercayaan diri,
12. Menetralkan pengaruh buruk (TV, Musik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar